Ada Apa dengan Sudan, Dunia Harus Peduli

Warta Empat
By -
0


WART4, Jakarta - Sudan kembali menjadi sorotan dunia setelah perang saudara antara Sudanese Armed Forces (SAF) dan Rapid Support Forces (RSF) memasuki tahun ketiga tanpa tanda-tanda akan berakhir. Pertempuran yang meletus pada April 2023 kini telah berubah menjadi bencana kemanusiaan terbesar di Afrika, menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa lebih dari 12 juta warga mengungsi.


Meskipun RSF mengumumkan kesediaan menerima proposal gencatan kemanusiaan yang digagas Amerika Serikat, Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab, SAF belum memberikan persetujuan. PBB memperingatkan bahwa justru ada indikasi perang akan semakin intens, bukan mereda.


Darfur dan Kordofan: Dua Wilayah yang Terbakar


Wilayah Darfur Utara menjadi pusat tragedi terbaru. Kota El Fasher, benteng terakhir SAF di wilayah itu, jatuh ke tangan RSF setelah 18 bulan dikepung. Organisasi kemanusiaan melaporkan gelombang baru pengungsi lebih dari 80.000 orang yang melarikan diri ke kamp-kamp yang sudah penuh sesak.


Di Kordofan, khususnya sekitar kota El Obeid, laporan Amnesty International menyebutkan penggunaan drone oleh RSF terhadap kawasan pemukiman. Sedikitnya 40 warga sipil tewas akibat serangan udara pada awal November.



Krisis Kemanusiaan yang Mengancam Nyawa


Laporan gabungan FAO, WHO, dan PBB menggambarkan kondisi yang mengerikan:


Lebih dari 25 juta orang menghadapi kelaparan parah.


Daerah El Fasher dan Kadugli telah mencapai level “Kelaparan” (IPC Fase 5).


Sebagian besar rumah sakit di wilayah konflik tidak berfungsi akibat serangan udara dan kekurangan tenaga medis.


Wabah kolera, malaria, dan campak meningkat tajam di kamp pengungsian.


Saat dunia diam, Sudan sekarat perlahan,” ujar Volker Türk, Komisaris Tinggi HAM PBB, pekan ini.



Politik, Emas, dan Kekuasaan


Di balik perang ini tersembunyi perebutan sumber daya. Sudan adalah salah satu produsen emas terbesar di Afrika, dan baik SAF maupun RSF diduga memanfaatkan penjualan emas untuk membiayai perang. Beberapa laporan menuding UEA memberikan dukungan logistik dan senjata ke RSF, meski hal itu dibantah secara resmi.


SAF menegaskan tak akan berunding sebelum RSF mundur dari kota-kota besar dan menyerahkan senjata berat. Sebaliknya, RSF menuduh SAF melakukan serangan udara yang menargetkan warga sipil.


Dunia Mulai Menyadari, Tapi Terlambat?


Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyebut perang Sudan sebagai “krisis yang berputar di luar kendali.”

Namun perhatian internasional masih minim dibandingkan konflik lain seperti Gaza atau Ukraina. Media global baru mulai menyoroti Sudan setelah laporan citra satelit menunjukkan adanya kuburan massal dan bukti pembersihan etnis di Darfur.


Organisasi kemanusiaan menyerukan akses tanpa hambatan untuk pengiriman bantuan dan penghentian arus senjata ke kedua belah pihak.


Seruan untuk Dunia


Konflik Sudan bukan hanya tentang perebutan kekuasaan antara dua jenderal. Ini tentang jutaan manusia yang kehilangan rumah, anak-anak yang kelaparan, dan masa depan yang hancur. Dunia harus peduli—bukan karena Sudan jauh, tetapi karena kemanusiaan tidak boleh punya batas geografi.


“Jika dunia terus diam, Darfur akan menjadi Rwanda berikutnya.”

— Human Rights Watch, laporan November 2025.


Sumber Referensi Utama:


AP News – UN warns Sudan’s war is spiraling out of control


Al Jazeera – Tens of thousands flee El Fasher


CFR – Global Conflict Tracker: Sudan


Amnesty International – RSF drone attacks in Kordofan


WHO – Emergency Response in Sudan



Red/BS

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)