Semarang, WART4 – Kasus meninggalnya Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (UNNES) angkatan 2024, masih menjadi teka-teki besar. Ia wafat pada Minggu, 31 Agustus 2025, setelah menjalani operasi darurat di RSUP Dr. Kariadi Semarang akibat pendarahan hebat pada limpa. Sejumlah fakta baru yang terungkap dari keluarga dan tim hukum semakin mempertebal dugaan adanya kejanggalan.
Pulang, Lalu Pergi Lagi di Tengah Malam
Menurut keterangan keluarga, pada Sabtu siang (30/8/2025), Iko sempat pulang ke rumah usai mengikuti aksi demo dengan mengenakan jaket almamater UNNES. Namun malam harinya, sekitar pukul 23.00 WIB, ia kembali berpamitan kepada keluarga.
Kali ini, tujuannya untuk membantu membebaskan rekan-rekannya yang masih ditahan aparat kepolisian pasca-aksi demonstrasi. Sejak kepergian malam itu, keluarga tidak lagi bisa berkomunikasi dengannya hingga kemudian mendapat kabar duka.
Dilarikan ke Rumah Sakit dalam Kondisi Kritis
Keluarga baru mengetahui bahwa Iko dibawa ke RSUP Dr. Kariadi pada Minggu pagi (31/8/2025) sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu, kondisinya sudah sangat kritis. Dokter menemukan adanya pendarahan hebat pada organ limpa, sehingga segera dilakukan operasi besar untuk menyelamatkan nyawanya.
Namun, setelah operasi, kondisi Iko tidak membaik. Pada malam harinya, ia dinyatakan meninggal dunia.
Luka-Luka yang Menimbulkan Pertanyaan
Meski sempat disebut sebagai korban kecelakaan lalu lintas, kondisi jasad Iko membuat keluarga curiga. Wajahnya penuh lebam dan terdapat robekan pada bibir—ciri luka yang dianggap tidak sesuai dengan kecelakaan biasa.
Kecurigaan makin kuat setelah mendengar igauannya pascaoperasi. Dalam kondisi setengah sadar, Iko sempat berulang kali berkata:
“Ampun Pak, tolong Pak, jangan pukuli saya lagi.”
Ucapan itu menimbulkan dugaan adanya kekerasan fisik yang dialami korban sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Lokasi Kejadian dan Saksi Misterius
Informasi sementara menyebut bahwa dugaan kecelakaan terjadi di sekitar Jalan Dr. Cipto dan Jalan Veteran, Semarang. Namun, hingga kini lokasi persisnya belum bisa divalidasi pihak kepolisian.
Lebih janggal lagi, jika kecelakaan benar terjadi dini hari, mengapa korban baru dilarikan ke rumah sakit menjelang siang?
Satu-satunya saksi kunci, yakni teman yang berboncengan dengan Iko saat berangkat malam itu, saat ini masih dirawat intensif di rumah sakit sehingga belum bisa dimintai keterangan.
Sikap Kampus dan Alumni
Pihak UNNES menyampaikan belasungkawa yang mendalam, namun menegaskan akan menunggu aduan resmi keluarga sebelum mengambil langkah lebih jauh.
Sementara itu, Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum (IKA FH UNNES) melalui Pusat Bantuan Hukum (PBH) menyatakan siap mendampingi keluarga. Mereka juga tengah menyusun kronologi lengkap peristiwa untuk memastikan kebenaran penyebab kematian Iko.
“Kalau benar ada unsur kekerasan, kami akan kawal kasus ini sampai tuntas,” tegas perwakilan PBH IKA FH UNNES.
Masih Penuh Misteri
Dengan adanya luka-luka di tubuh, igauan terakhir korban, serta kejanggalan waktu penanganan medis, misteri kematian Iko Juliant Junior semakin menjadi sorotan. Publik kini menanti transparansi penyelidikan dari pihak berwenang agar keluarga korban mendapatkan keadilan.
Red/BS

Posting Komentar
0Komentar